Versi Teks Naruto Gaiden Chapter 8: yang Sesungguhnya - Selamat sore untuk semuannya, sebelumnya saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa dibulan penuh berkah ini yaitu bulan ramadhan kepada umat muslim diseluruh dunia. Menjelang buka puasa ini saya mau membagikan Versi Teks Naruto gaiden yang sudah sampai chapter 8 atau bisa dikatakan Naruto Chapter 708.
.
Rasa sedih, kecewa, marah, emosi Sarada meluap-luap setelah mengetahui hal itu. Ia menangis, air mata terus mengalir dari kedua mata sharingannya.
Sementara Naruto, entah apa yang harus ia lakukan untuk menenangkan anak itu.
"Sarada.. kau... sharinganmu..."
Sarada jadi teringat kembali dengan kata-kata Naruto itu, kata-kata kalau Sarada mirip dengan ayahnya, terutama matanya. "Aku tak mau terlihat seperti di saat ini!" ucap Sarada.
"Jadi, apa yang mau kau lakukan?"
"Ini tak ada hubungannya denganmu, Hokage ketujuh!" ucap Sarada. Gadis itu mencoba untuk menenangkan dirinya, namun tetesan air mata masih mengalir di pipinya. "Aku akan melanjutkan perjalananku seorang diri, dan kurasa aku tak akan kembali ke Konohagakure lagi.. terimakasih atas semuanya..."
Sebelum pergi jauh Naruto mencengkram lengan Sarada. "Apa lagi!?" bentak Sarada, marah. Naruto terdiam sejenak, kemudian berkata, "Maaf, aku baru saja mendengar soal iniini tapi.. berkata kalau ini tak ada hubungannya denganku, aku tak bisa membiarkannya seperti ini.."
"Kau sudah mendengarnya, berarti kau mengerti kan.. dan kenyataannya ini memang tak ada hubungannya denganmu.."
"Ini sama seperti yang selalu kukatakan pada Boruto.." ucap Naruto. "Bagi Hokage, seluruh desa adalah keluarganya."
"Generasi sebelumnya, seperti Hokage ketiga juga sering mengatakannya..."
"Lalu apa!? Itu cuma sekedar kata-kata saja!!" ucap Sarada.
"Ayah tak pernah ada di desa.. dia bahkan tak mengenali wajah anaknya, dan ibu selama ini membohongiku, dan lagi..."
"Ibuku dan aku bahkan tak ada hubungan darah..." Sarada masih kecewa. "Aku.. aku baru saja mengerti kalau aku tak pernah benar-benar memiliki keluarga.. lalu... kau itu bukan aku, Hokage ketujuh, kenyataannya sudah pasti, kan? Kau.. kau bukan keluargaku!"
Sarada mencoba untuk melepaskan tangannya namun Naruto tetap menahannya, bahkan mempererat cengkramannya.
Naruto teringat dengan masa lalunya, masa kecilnya, yang mungkin tak jauh berbeda dengan Sarada. Naruto tak punya orang tua, tak punya ayah atupun ibu, tak punya keluarga. Penduduk desa tak menyukainya. Sampai kemudian, ia bertemu dengan seorang guru yang mau mengakuinya, guru Iruka.
Meski sempat merasa kecewa, setelah mengetahui kalau di dalam dirinya terdapat monster yang membuat semua penduduk desa menjauhinya, Naruto masih memiliki orang yang mengakuinya sebagai keluarga. Dan baginya, itu sudah cukup.
"Hubungan yang kau miliki dengan ibu dan ayahmu, bukankah itu cukup? Hubungan tak hanya dibangun oleh darah, kan? Ada yang lebih kuat dari itu.."
"Baik!! Lalu kalau begitu aku harus bagaimana!?"
"Perasaan yang kuat... itulah yang kau butuhkan." ucap Naruto.
"Itu saja.." ucap Naruto. "Sekali lagi saja.. cobalah dan yakinkan itu pada dirimu sendiri.."
Sarada pun mengingat-ingat hubungannya selama ini dengan ibunya. Sejak masih sangat kecil, ia memang sudah sering menanyakan ayahnya. "Mama.. papa mana?"
"Dia sedang dalam misi yang penting, kalau sudah selesai dia pasti kembali..."
Ketika sakit, ketika ia demam, Sakura selalu berada di sisinya.
"Hei.. mama, kapan papa akan kembali?" Sarada kecil terus menanyakan hal itu.
"Misi papamu sangat sulit, jadi butuh waktu yang lama.."
"Apa papa peduli dengan mama?"
"Hah? Tentu saja dia peduli!" ucap Sakura.
"Kalau begitu kenapa dia tak kembali?"
"Sarada... kau dan aku sangat penting untuk papamu, karena itulah dia tak bisa kembali. Saat ini mungkin kau tak mengerti, tapi suatu hari nanti kau pasti memahaminya.."
Sakura memeluk anaknya.
"Terlalu erat.. bu.."
"Ah, maaf.. " Sarada melepas pelukannya, "Kamu imut sekali jadi mama tak tahan untuk memelukmu erat-erat.." ucap Sakura.
Sarada mengusap air matanya lalu tersenyum, "Apa mama pernah mencium papa??"
"Eh?? umm.." Sakura mengingat- ingat, pipinya memerah.
"Heheheh..." Sakura hanya tertawa.
"Apa?? Ada yang salah ya???"
"Itu.. mama cuma teringat yang lebih dari itu..."
"Mama jorok.." ucap Sarada.
"Bukan bukan!! Bukan itu!!"
"Kalau begitu... apa yang lebih dari ciuman??"
"Mama akan memberitahunya lain kali.." Sakura menyentuh dah i Sarada dengan jarinya.
"Kenapa tiba-tiba..."
"Kau akan mengerti setelah bertemu dengan papamu.."
Setelahnya bahkan saat di kelas, Sarada terus teringat dengan sentuhan ibunya. Dan sampai saat ini, Sarada menangis terharu,
"Mama.. hiks.. aku.. kurasa aku ingin menolong mama.."
"Ya, aku tahu itu.." ucap Naruto.
"Tapi.. tapi bagaimana aku bisa kembali ke seperti biasanya?"
"Kenyataan atau bukan tak masalah selama kau merasa kau ingin menolong... Itulah kenyataannya, ayo kita pergi untuk menolong ibumu!"
"Ya!!" ucap Sarada.
Setelahnya mereka berduapun kembali ke kelompok, ke Sasuke dan yang lainnya. "Kemana saja kalian lama sekali!?" bentak Sasuke.
"Pasti mereka nyasar, tempat ini kan rumit.." ucap Suigetsu.
"Setelah ini ada yang ingin aku bicarakan denganmu!" ucap Naruto ke Sasuke.
"Tentang apa?"
"Nanti saja! Sekarang ayo selamatkan Sakura!!"
"Yah, mungkin saja dia sudah mati.." ucap Orochimaru.
"Istriku bukan wanita yang lemah, saat sampai di sana mungkin saja dia malah sudah membereskan semuanya." ucap Sasuke. "Aku sudah tahu lokasinya dimana, aku akan mengajak semuanya bersamaku. Kekuatanku sudah kembali..." Sasuke mengaktifkan kedua matanya, Mangekyou Sharingan dan Rinnegan dengan tomoe.
"Kau.. kekuatan matamu melemah? masuk akalah sedikit.."
"Aku mencarinya ke dimensi Kaguya, mereka ada di sana.. butuh banyak chakra sih.. kau tak berhak mengeluh padaku!" Sasuke memunculkan kepala Susano'o,
"Apa-apaan pertarungan tadi itu? Jangan membuat anak-anak marah seperti itu.."
"Enak saja kau bilang begitu!! Membuat anak-anak marah, hah!?"
"Sarada..." Chouchou kaget saat melihat Susano'o itu,
"Sebenarnya ayahmu itu apa?"
"Dia mungkin bukan yang terbaik.. tapi dia sangat mengagumkan..." ucap Sarada, yang juga kaget.
Di sisi Sakura, tampak Shin sudah menyelesaikan operasinya. Saat ini tubuhnya telah mendapat organ yang baru.
"Tujuanku adalah untuk melenyapkan gen pecinta kedamaian yang menghalangi jalanku, n kau adalah salah satunya.."
"Hah, siapa kau seenaknya saja membuat rencana, ingi tahu soal suamiku.. Dari tadi aku terus menahan diri sambil mendengar ocehanmu.. paham?" Sakura siap bertarung.
~Bersambung ke Naruto Gaiden Chapter 700+9 minggu depan~
Versi Teks Naruto Gaiden Chapter 8: Yang Sesungguhnya
BalasHapus**rio-agustya.mywapblog.com/versi-teks-naruto-gaiden-chapter-8-yang.xhtml
Waduh ternyata Sarada mau menyelamatkan Sakura ya? kelihatannya chapter selanjutnya bakal seru karena Sasuke pun sudah mengeluarkan Susanoo hehe. Kira2 Orochimaru bakal membantu siapa ya????
BalasHapusKalau dilihat dari akhir akhir chapter sih harusnya orochimaru berpihak pada sasuke tuh, tapi entahlah dari dulu manga karya masashi khisimoto ini susah ditebak :D
BalasHapusWah, ternyata terdapat monster dari dirinya. Gue suka ceritanya, Gan
BalasHapusSaya baca yang seperti ini gk ngerti soalnya bukan penggemar naruto
BalasHapusaku nyari versi teks detektif conan ada ngga ya? soalnya sukanya conan bukan naruto.
BalasHapusversi teks manga conan dulu saya pernah lihat cuman lupa disitus mana tuh
BalasHapus